Susahnya Memilih Sekolah Untuk Anak ...

Susahnya Memilih Sekolah Untuk Anak ...

Waktu sangat cepat berlalu. Nggak terasa nanti si kecil sudah memasuki usia taman kanak-kanak (TK).

Dulu waktu si kecilnya si ibuk memasuki usia TK, mulailah ritual survey sekolah yang "sesungguh"-nya... Di sini si ibuk sebut "sesungguh"-nya karena sebenarnya sejak si kecil berusia 1 tahun si ibuk sudah mulai melakukan survey sekolah, ikut trial sana-sini baik sekolah yang sudah lama ataupun sekolah baru yang menerima murid dari umur 1 thn lebih, dan mencatat sekolah-sekolah yang menjadi incaran si ibuk. Bukan karena terobsesi menyekolahkan anak, tapi hanya karena kurang kerjaan 😋

Namun, ketika tiba waktunya memilih dan mendaftarkan si kecil ke TK, baru terasa betapa sulit menetapkan pilihan. Sebelum menjadi orangtua, tidak pernah terbayangkan oleh si ibuk memilih sekolah itu begitu susahnya (atau jaman sudah berubah...). Ketika orangtua si ibuk dulu memilih sekolah untuk si ibuk, alasan utama mereka hanya tempat yang dekat dengan rumah agar mudah untuk diantar-jemput. Sesederhana itu.

Namun, entah kenapa untuk si ibuk tidak segampang itu. Sangat susah mencari sekolah yang sesuai dengan visi dan misi si ibuk sebagai orang tua... Materi pelajaran bagus, lingkungan bagus, pergaulan bagus, berbasis agama, tidak terlalu banyak murid dalam satu kelas atau yang terasa pas di hati dan lebih penting lagi pas di kantong.

Berbekal survey yang telah si ibuk lakukan sejak dulu dan info tambahan yang diperoleh dari berbagai sumber serta melakukan shortlisting, maka tibalah waktunya untuk memutuskan sekolah yang pas buat si kecil. Beberapa pilihan yang ada yaitu:

Pertama

Sekolah dengan lingkungan yang sangat bagus, bersih, asri, besaaar... tetapi harganya bikin kantong jebool dan cukup jauh dari rumah ☹️

Kedua

Sekolah yang sudah mempunyai nama dan reputasi. Mendengar testimoni teman-teman, metode pengajarannya oke. Tapi, ketika didatangi ternyata lingkungan sekolahnya tidak begitu pas di hati meskipun jaraknya cukup dekat dengan rumah.

Ketiga

Sekolahnya agak jauh dari rumah, metode pelajaran sesuai di hati, tapi pada saat mengunjungi sekolah tersebut si kecil malah ga suka sama sekali dengan lingkungan sekolahnya.

Keempat

Sekolah yang dekat dengan rumah dengan lingkungan yang menyenangkan dan berbasis agama. Tetapi uang sekolahnya agak sedikit memaksa... Biaya pendaftaran dan bulanannya cukup mahal. Demi pendidikan anak, mungkin masih bisa kami usahakan dengan mengurangi beberapa pos pengeluaran bulanan yang dinilai tidak terlalu penting.

Setelah menetapkan yang keempat sebagai pilihan, maka si kecil pun ikut test ujian dan diterima masuk di sekolah tersebut. Namun menjelang deadline pembayaran pendaftaran, datanglah pilihan kelima yang menjadi pilihan akhir si ibuk.

Kelima

Lokasinya agak sedikit jauh dari rumah namun dikelola dengan baik, metode pengajaran sih konvensional ga muluk-muluk namun lingkungan sekolah luas, bersih, asri dan yang penting pas di kantong... masih masuk akal untuk sebuah sekolah TK.

Di sini si ibuk ingin share beberapa hal yang menurut si ibuk perlu diperhitungkan saat memilih sekolah TK untuk anak. Kita dapat menggunakan teknik pembobotan untuk masing-masing poin di bawah dan kemudian melakukan cost-benefit analysis dalam menetapkan pilihan akhir, karena sangat kecil sekali kemungkinan seluruh poin tersebut dapat terpenuhi semuanya.

  1. Misi dan visi orang tua. Apakah anda telah memiliki preferensi dan target untuk menyekolahkan anak anda di sekolah yang berbasis agama, international school, sekolah termahal, home schooling, atau sekolah khusus / tertentu lainnya? Hal ini merupakan poin utama karena dapat mengalahkan poin-poin lainnya dibawah secara mutlak.

  2. Lokasi sekolah dari rumah jangan terlalu jauh, kasihan anak kita jika terlalu lama berada di perjalanan menuju sekolahnya. Apalagi kalau dia harus bangun dan berangkat sekolah jam 5 pagi atau lebih pagi lagi.

  3. Lingkungan dan pergaulan di sekolahnya. Hal ini menjadi salah satu aspek penting karena si ibuk tidak ingin si kecil mulai berbicara menggunakan kata-kata tidak baik dan sejenisnya yang dia peroleh dari teman sekolah.

  4. Metode pengajarannya. Hal ini perlu diperhitungkan meskipun sebenarnya tidak terlalu si ibuk pusingkan saat memilih sekolah TK si kecil. Menurut si ibuk, di TK anak-anak cukup bermain sambil belajar dan membiasakan diri bersosialisasi dengan anak-anak lainnya.

  5. Kondisi keuangan keluarga. Tentunya kita menginginkan yang terbaik untuk anak kita tercinta. Tetapi jangan terlalu memaksakan terutama untuk sekolah TK yang menurut si ibuk belum kritikal dimana mereka lebih banyak bermain sambil belajar dan bersosialisasi.

  6. Status sosial mayoritas murid di sekolah tersebut. Ini perlu menjadi perhatian bagi kita kerena apabila perbedaannya cukup jauh, kita harus dapat menanamkan rasa pengertian pada anak agar tidak terlalu menuntut dan tidak merasa minder apabila kita tidak ingin atau tidak dapat memberikan apa yang dimiliki anak-anak lainnya. Hal ini dapat berakibat buruk bagi anak secara psikologis... Kan repot juga kalau nanti anak kita berkata "Ayah, Ibu, anak-anak lainnya pada liburan ke luar negeri kok kita cuma ke pulau seribu?" atau "Ayah, Ibu, beliin tablet dong, teman-teman sekolah semuanya pake tablet... saya diledekin terus sebagai anak orang yang ga mampu." -- (ini sebenarnya issue yang cukup besar.

Itulah pendapat si ibuk. Apabila anda memiliki pendapat lainnya, silahkan di-share pada comment di bawah. Selamat mencari sekolah! Apapun keputusan kita dalam memilih sekolah, semoga anak-anak kita menjadi generasi penerus bangsa yang lebih baik dan tidak hanya berguna bagi nusa bangsa tapi juga untuk agama... Amin.

Note: Pssst... Tulisan ini dibikin tanpa ada maksud untuk mempromosikan sekolah tertentu. Jadi, jangan tanya nama sekolah yang akhirnya si ibuk pilih ya... Terima kasih atas pengertiannya.

unsplash-logoGlenn Carstens-Peters