Si ibuk punya cita-cita?

Si ibuk punya cita-cita?

Bolehkan ya kalo udah besar, udah jadi ibuk-ibuk, masih punya cita-cita? Kata sebuah lagu dari Kak Seto: Manusia tanpa cita-cita adalah mati ...

Saat nenek ulang tahun, si bungsunya ibuk tulis doa untuk nenek: "Semoga cita-cita nenek tercapai." Biasanya sih, doa kayak gini si ibuk tulis untuk kartu ulang tahun anak-anak gitu ya. Nenek yang menerima kartu hanya ketawa aja. Tapi kok langsung si ibuk tersadar dan berpikir dalam hati, "eh iya ya, cita-cita si ibuk sekarang apa ya?"

Kalau dulu memang sih jaman kecil si ibuk pernah pengen jadi guru, terus datang ke Jakarta lihat penjaga tol yang pegang banyak uang jadi berubah pengennya jadi penjaga tol (waktu itu ga tau bahwa uangnya bukan milik si penjaga tol, hahaha). Terus agak besaran dikit, terbersit mau jadi dokter( kalo ini bener-bener titipan dari orang tua). Tapi pas UMPTN (atau SNMPTN ya namanya kalo jaman sekarang?) begitu lihat passing grade-nya tinggi, aah ganti haluan aja deh daftarnya jurusan yang lain aja. Meski udah ambil jurusan yang kira-kira sesuai dengan minat, masih juga enggak kebayang mau jadi apa cita-citanya. Terus sekarang-sekarang ini kok malah kepengen jadi dokter ( ya telaaat kali' buuk).

Sekarang udah mulai tau cita-citanya ...
Si ibuk punya cita-cita jangka pendek sama jangka panjang.
Yang jangka pendek adalah: Punya kamar kaya' kamar hotel (tapi lemarinya yang besar dan ga usah ada kulkas di kamar).
Yang jangka panjang mah banyaaak, antara lain: Jadi orang yang bermanfaat (sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat), kalau meninggal banyak yang sholatin, dan mempunyai anak yang cerdas sholeh/sholehah berguna bagi orang lain dan bahagia dunia akhirat.

Tapi Ada satu hal yang yang si ibuk pelajari seiring waktu bahwa apapun cita-citanya si ibuk, gak boleh si ibuk titipkan pada anak- anak. Misalnya nih ya si ibuk kan banyak banget maunya, lihat orang bisa gambar, pengen juga bisa gambar. Tapi karena tangan kaku-kaku, jadi anaknya yang disuruh les gambar sampe gambarnya bagus. Padahal tiap ngegambar, si anak sebeeel. Terus si ibuk gak bisa piano tapi pengen bisa jago piano, terus anaknya lah yang dipaksa main pianooo.Terus si ibuk mau jadi dokter gak kesampean, anaknya deh yang disuruh jadi dokter.

Maksud hati sih supaya anaknya bisa jadi lebih baik daripada ibuknya ini. Tapiiii ... helaaaawww, ini maunya anak atau maunya si ibuk?? Yang gak bisa ibuknya kok anaknya yang disuruh belajaar macem-macem. Belajar sendiri dong buuuk 😓😓😓. Maka dari itu si ibuk pelan-pelan mulai belajar apa yang kira-kira jadi tujuannya si ibuk biar ada yang kesampean satu dua hal. Selain itu supaya men-challenge diri sendiri untuk bisa belajar satu hal sampai tuntas. Kalo memang kepengen banget kan harus diiringi dengan usaha kan??

Diantara hal-hal yang menjadi minat anak-anak, si ibuk tetap perlu membekali mereka dengan skill yang mungkin pada saat ini belum mereka sadari akan bermanfaat bagi mereka nantinya. Tapi teteeep gak boleh menggantungkan harapan pada manusia (karena sesungguhnya hanya Allah tempat bergantung). Yang bisa si ibuk lakukan hanya mempersiapkan dan membekali anak-anak ini menuju manusia dewasa yang cerdas, berguna bagi agama dan bangsa, soleh solehah dan bahagia di dunia dan akhirat. Amin.

Image Credit: unsplash-logoEddie Garcia