Memasak yuk!

Setelah si ibuk belajar mengenai perkembangan anak ...
Jadi lebih mengerti bahwa life lessons and experiences itu akan sangat bermanfaat bagi anak. Mungkin benar adanya makin banyak anak "bekerja" makin baik untuk otaknya.
Salah satunya karena dengan mengerjakan pekerjaan rumah sederhana misalnya, anak berkesempatan memilih solusi untuk problemnya sendiri. Dengan demikian diharapkan problem solving skill mereka nantinya dapat bermanfaat untuk problem dengan skala yang lebih besar, baik dalam pekerjaan maupun kehidupan personal.
Misalnya: Untuk cuci piring, kalau sudah berkali-kali nyuci piring tapi masih bauuu aja piringnya, si anak harus cari cara untuk hilangkan baunya (asal jangan sekalian hilangkan piringnya aja biar hilang baunya). Semakin sering dilakukan semakin mahir dan semakin berpengalaman mencari solusi untuk problem urusan cuci piring ini. Jadi tahu kalo misalnya asam dari jeruk itu bisa menghilangkan bau.
Sebenarnya segala hal itu memiliki nilai pembelajaran bagi anak, baik dalam hal matematika, sains, efektivitas, efisiensi, dll. Contohnya meletakkan kembali barang pada tempatnya akan mengajarkan mereka untuk hidup teratur, rapi, kemampuan klasifikasi barang, dst. Kemampuan dan kebiasaan tersebut akan tertanam dan harapannya juga dapat diterapkan dalam hal lainnya.
Kali ini si ibuk akan membahas mengenai memasak, dan manfaat yang dapat diperoleh si anak dengan ikut memasak ... diantaranya yaitu:
- Anak-anak jadi tau urutan kerja mulai dari mempersiapkan bahan, mengaduk bahan dan melihat perubahan bahan mentah menjadi bahan jadi (belajar kimia dan fisika, juga belajar sistematika urutan kerja).
- Pada saat mempersiapkan bahan, banyak pelajaran matematika yang bisa diajarkan di sini. Ada skala, ada pembagian, ada satuan ukur, ada perhitungan menggunakan satuan ukuran baku dan tidak baku, dan lain-lain.
Misal: Untuk 1 resep menggunakan 100 gram tepung, berarti kalo hanya mau bikin setengah resep, maka menggunakan hanya setengah dari 100 gram tepung. - Memasak dapat juga mengasah fine motor. Semua ini kan dilakukan anak tanpa sadar sambil memasak.
Sebagai contoh kecil: Untuk membuka telor aja itu perlu mengasah kemampuan. Kalo terlalu keras menekan telor setelah dipecahkan, bisa pecah semua masuk ke adonan termasuk kulit kulitnya ... Ini juga harus diasah oleh anak gimana feel-nya sampai dapat cara yang pas untuk membuka telor. - Setelah selesai masak, si anak makan masakannya sendiri mungkin merasa lebih puas. Selain itu jadi tau kan repotnya memasak dan effort yang dibutuhkan. Jadi diharapkan mereka akan lebih menghargai proses bagaimana makanan itu bisa sampe ke meja makan. Sehingga bisa lebih bersyukur ketika ada makanan terhidang di atas meja.
PS: Kayaknya ini bener-bener catatan si ibuk yang ga bisa masak. Supaya gak di komplen anak-anak kalo masakannya gak enak. Hahahhaha.