Instagram Untuk Si Dia

Beberapa saat yang lalu si sulung big "D" ulang tahun yang ke -13.
Gak terasaaa banget udah besar, udah mulai ada kumis tipis hiasan, tingginya udah melebihi si ibuk, udah bisa diajak diskusi mendalam dan lebih bisa diajak kerjasama. Rasanya gak siap punya anak abege gini (kayaknya si ibuk ga akan pernah siaap), tapiiii ... lebih ga siap lagi si sulung udah boleh ... ... ... pake instagram.
Oooh instagram, kenapaaa banget peraturannya untuk 13 tahun ke atas ... ??
Selama ini si ibuk merasa aman anak-anak bisa dijauhkan dari sosial media karena berlindung di belakang peraturan. Setiap kali anak-anak minta bikin account sosmed, khususnya instagram, si ibuk selalu bilang: "Gak bisa, karena aturannya untuk 13 tahun ke atas. Pasti instagram punya alasan kenapa harus 13 tahun."
Setelah lamaaa ternina bobo ... akhirnyaaaa tiba saatnya si sulung udah eligible buat punya account instagram. Tanda dia masuk ke dunia yang baru ... si ibuk harus pasang strategiiii. Sayangnyaaa, si ibuk lupaaa banget kasih wejangan jauuuh hari sebelumnya. Harusnya kan bisa si ibuk latih duluuu, jadi begitu masuk dunia instagram ini dia juga udah siaaap dan tau aturan mainnya.
Akhirnya pelan-pelan si ibuk mulai kumpulkan aturan baru kalau mau masuk dunia instagram ataupun dunia sosmed lainnya. Sementara, inilah beberapa aturan untuk si sulung big “D” sekalian sambil menyiapkan si bungsu little “L” masuk ke dunia instagram-nya. Sebenernya gak jauh sama aturan pakai gadget, hanya sedikit lebih spesifik. Si ibuk yakin pasti ada yang nggak setuju dengan beberapa poin di bawah, tapi kira-kira beginilah aturan yang si ibuk berikan ke si sulung dan si bungsu:
- Harus tau lamanya screen-time (waktu pakai). Since instagram ini sangat menarik untuk dilihat, si sulung harus tau batasan kapan dan berapa lama waktu lihat instagram-nya (termasuk penggunaan gadget itu sendiri).
- Tetap perhatikan sekeliling. Harus tetap aware lingkungan sekitar, sadar dan respon kalo dipanggil.
- Tidak buka instagram di meja makan ataupun di perjalanan (misalnya: mobil yang bergerak, dll). Meja makan adalah waktu bersama keluarga untuk saling sharing dan bercerita, no-gadget policy. Diperjalanan nggak diperbolehkan sebenarnya mempertimbangkan kesehatan mata mereka karena gadget yang dipegang akan sering bergerak tidak beraturan karena jalanan yang tidak rata, rem dan ngegasnya kendaraan.
- Menanggapi atau memberi komentar yang baik-baik saja dan dengan cara yang baik pula. Poin utamanya adalah berkomentarlah selayaknya sedang mengatakannya secara langsung (face-to-face) ke orang yang bersangkutan. Kalo tidak boleh berkata buruk, mengejek, atau mengolok-olok secara langsung ke orangnya, maka janganlah lakukan secara online melalui medsos.
- Jangan claim atau mengakui hasil jepretan atau karya orang lain seolah-olah milik kita. Jika ingin posting foto orang lain, mintalah izin ke si pemilik, atau minimal setidaknya berikan kredit ke yang bersangkutan (pada caption atau keterangan foto).
- Jangan mengungkapkan informasi yang sifatnya personal di media sosial, seperti tanggal lahir, nama sekolah, alamat, nama orang tua, nama anggota keluarga, dll. Informasi personal bisa dimanfaatkan orang yang berniat buruk untuk melakukan suatu tindak kejahatan.
- Hati-hati sama orang yang tidak dikenal. Jangan ladenin orang yang ngajak kenalan dan ketemuan, menanyakan hal-hal yang personal (refer ke poin #6). Jika kenalan secara online, cukuplah hanya pertemanan sebatas online saja (friend dalam bermain game online, diskusi mengenai hobby yang sama, dll) ... jangan diteruskan ke dunia nyata. Sebenarnya ada yang bisa diteruskan ke dunia nyata, tapi banyak syarat dan filtering process-nya (misalnya komunitas yang legit, dll) ... tapi buat si sulung yang masih baru masuk usia main instagram ini lebih baik dipukul rata dulu aja nggak dibolehin.
- Hati-hati dalam sharing status, jangan menunjukkan status yang dapat mengundang orang untuk melakukan tindak kejahatan. Misalnya, status yang menunjukkan bahwa kita lagi sendirian di rumah, lagi liburan keluarga keluar kota, rumah sedang kosong, dll. Pikirlah 2x atau 3x sebelum posting status kira-kira postingan kita dapat membawa dampak apa.
- Usahakan jangan posting foto yang menunjukkan wajah diri ataupun anggota keluarga. Poin ini sangat penting terutama untuk account yang dapat dilihat oleh publik. Jika account dan postingan bersifat private yang hanya bisa diakses oleh orang-orang tertentu yang sudah di-approve, sah-sah aja sepanjang ketika approve request untuk follow diyakinkan bahwa orang itu memang sudah dikenal.
- Untuk level yang lebih tinggi, posting-lah sebatas hal-hal yang kira-kira dapat bermanfaat bagi orang lain. Masih jauh sih buat anak-anak yang baru mulai sosial media, tapi ini untuk mengingatkan si ibuk agar sedikit demi sedikit mulai menanamkan poin ini ke si sulung big "D" dan bungsu little "L". Untuk saat ini minimal jangan hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain lah ...
Teruuss mmmm apalagi ya?? Si ibuk sementara masih hanya punya ini aja. Mungkin seiring waktu nanti bakal tambah lagi.
Semoga big "D" baik-baik aja di dunia instgram-nya dan bisa mengambil manfaat dari situ ... Amiiin.
Image credit: freestocks.org